Melatih Kemampuan si Kecil Untuk Mulai Belajar Berjalan
[caption id="attachment_3661" align="alignnone" width="800"] Anak belajar berjalan[/caption]
Mulai usia sembilan bulan, anak mulai bisa berdiri dan belajar berjalan. Lebih lengkapnya dalam BabyCenter dijelaskan, awalnya anak akan menarik tubuhnya untuk berdiri dengan berpegangan pada benda yang kokoh, seperti sofa dan kaki meja. Kemudian, mereka belajar menekuk lutut untuk kembali duduk dari berdiri. Memasuki usia dua belas bulan, anak dapat berdiri sendiri, tanpa perlu berpegangan atau bertumpu pada benda lain. Setelah bisa berdiri, anak mulai bisa mengayunkan langkahnya untuk berjalan. Awalnya tentu dengan bantuan berpegangan pada tangan kita.
Jangan lupa, Parents menyebutkan bahwa berjalan membutuhkan kemampuan anak menggerakkan lengan dan kaki secara bersamaan, yang dilatih pada saat anak merangkak. Karena itu jangan sepelekan atau melewatkan fase merangkak dari anak, yang biasa terjadi saat usia anak tujuh sampai sepuluh bulan.
[caption id="attachment_3662" align="alignnone" width="738"] Anak merangkak[/caption]
Dari tahap-tahap di atas, ada banyak yang bisa kita lakukan untuk membantu anak latihan berjalan. Saat anak belajar menarik tubuhnya untuk berdiri, kita ulurkan tangan kita, dan dengan berdiri yang kokoh, kita bisa menjadi tempat berpegangan anak. Parenting Indonesia menjelaskan bahwa setelah anak berdiri, kita juga harus menunjukkan bagaimana cara anak untuk kembali duduk. Caranya, tekuk lembut kedua lutut anak, lalu sedikit dorong perutnya agar anak bisa jatuh terduduk. Pastikan tempat jatuh anak aman dan nyaman, misalnya dengan melapisi lantai dengan karpet empuk. Setelah anak sudah kembali duduk, ajari anak lagi untuk bangkit berdiri, dengan kita mengulurkan tangan atau menunjukkan benda kokoh yang bisa dijadikan tumpuan atau tempat berpegangan.
AyahBunda menyebutkan bahwa boks anak bisa menjadi alat bantu yang optimal. Pagar boks yang biasanya memiliki bantal pelindung (bumper) bisa menjadi tempat berpegangan dan disusuri saat anak belajar berjalan sekaligus memastikan anak tidak terjatuh ke tempat yang keras. Kita juga bisa meletakkan mainan kesukaan anak di lantai, lalu mengajak anak untuk berjalan dan mengambil mainan itu, walaupun saat melakukan itu, anak masih membutuhkan pegangan tangan kita. Anak juga senang mainan yang bisa dimainkan saat berjalan, misalnya mainan yang bisa didorong atau ditarik oleh anak.
Terakhir, baby walker sangat tidak disarankan sebagai alat latihan jalan anak oleh The American Academy of Pediatrics (AAP). Karena mempermudah anak berpindah tempat, justru tidak akan melatih otot kaki anak untuk berkembang secara benar. Baby walker juga bisa mengakibatkan anak terjungkal.
Mulai usia sembilan bulan, anak mulai bisa berdiri dan belajar berjalan. Lebih lengkapnya dalam BabyCenter dijelaskan, awalnya anak akan menarik tubuhnya untuk berdiri dengan berpegangan pada benda yang kokoh, seperti sofa dan kaki meja. Kemudian, mereka belajar menekuk lutut untuk kembali duduk dari berdiri. Memasuki usia dua belas bulan, anak dapat berdiri sendiri, tanpa perlu berpegangan atau bertumpu pada benda lain. Setelah bisa berdiri, anak mulai bisa mengayunkan langkahnya untuk berjalan. Awalnya tentu dengan bantuan berpegangan pada tangan kita.
Jangan lupa, Parents menyebutkan bahwa berjalan membutuhkan kemampuan anak menggerakkan lengan dan kaki secara bersamaan, yang dilatih pada saat anak merangkak. Karena itu jangan sepelekan atau melewatkan fase merangkak dari anak, yang biasa terjadi saat usia anak tujuh sampai sepuluh bulan.
[caption id="attachment_3662" align="alignnone" width="738"] Anak merangkak[/caption]
Dari tahap-tahap di atas, ada banyak yang bisa kita lakukan untuk membantu anak latihan berjalan. Saat anak belajar menarik tubuhnya untuk berdiri, kita ulurkan tangan kita, dan dengan berdiri yang kokoh, kita bisa menjadi tempat berpegangan anak. Parenting Indonesia menjelaskan bahwa setelah anak berdiri, kita juga harus menunjukkan bagaimana cara anak untuk kembali duduk. Caranya, tekuk lembut kedua lutut anak, lalu sedikit dorong perutnya agar anak bisa jatuh terduduk. Pastikan tempat jatuh anak aman dan nyaman, misalnya dengan melapisi lantai dengan karpet empuk. Setelah anak sudah kembali duduk, ajari anak lagi untuk bangkit berdiri, dengan kita mengulurkan tangan atau menunjukkan benda kokoh yang bisa dijadikan tumpuan atau tempat berpegangan.
AyahBunda menyebutkan bahwa boks anak bisa menjadi alat bantu yang optimal. Pagar boks yang biasanya memiliki bantal pelindung (bumper) bisa menjadi tempat berpegangan dan disusuri saat anak belajar berjalan sekaligus memastikan anak tidak terjatuh ke tempat yang keras. Kita juga bisa meletakkan mainan kesukaan anak di lantai, lalu mengajak anak untuk berjalan dan mengambil mainan itu, walaupun saat melakukan itu, anak masih membutuhkan pegangan tangan kita. Anak juga senang mainan yang bisa dimainkan saat berjalan, misalnya mainan yang bisa didorong atau ditarik oleh anak.
Terakhir, baby walker sangat tidak disarankan sebagai alat latihan jalan anak oleh The American Academy of Pediatrics (AAP). Karena mempermudah anak berpindah tempat, justru tidak akan melatih otot kaki anak untuk berkembang secara benar. Baby walker juga bisa mengakibatkan anak terjungkal.
Belum ada Komentar untuk "Melatih Kemampuan si Kecil Untuk Mulai Belajar Berjalan"
Posting Komentar